Minggu, 19 Maret 2017
Ekosistem Pesisir Terumbu Karang di Pulau Panjang Kabupaten Jepara
Menurut Nontji (2002) wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan antara darata
dan laut, arah darat meliputi bagian daratan yang masih dipengaruhi oleh sifa-sifat laut seperti
pasang surut, angin laut dan arah laut mencakup bagian laut yang dipengaruhi oleh proses
alami darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar serta daerah yang dipengaruhi oleh
kegiatan-kegiatan manusia di daratan. Pada ekosistem pesisir tersebut dibagi dua jenis yaitu
ekosistem alami dan ekosistem buatan. Pada ekosistem alami terdapat di wilayah pesisir
antara lain adalah terumbu karang (coral reefs), hutan mangrove, padang lamun Sedangkan
ekosistem buatan antara lain berupa tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata
(Dahuri, Rais, Ginting dan Sitepu, 2004)
Pada essay ini akan dibahas terkait ekosistem pesisir alami salah satunya terumbu
karang. Menurut Surokin (1993) terumbu karang sebagai ekosistem dasar laut dengan
mempunyai arsitektur yang mengagumkan dan dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disbut
poli. Terumbu karang adalah suatu ekosistem di laut tropis yang mempunyai produkivitas
tinggi dan sering digunakan untuk menentukan batas lingkungan perairan laut tropis dengan
laut sub tropis (Nybakken, 1992).
Dengan mengambil lokasi pada Pulau Panjang Kabupaten Jepara Provinsi Jawa
Tengah dengan titik koordinat 06o
34”30’ LS dan 110o
37”44’ BT. Pulau Panjang sebagai
salah satu pulau kecil yang berada di Kelurahan Ujung Batu, Jepara dengan memiliki luas
kurang lebih 7 hektar. Pulau panjang dikelilingi oleh laut dangkal dengan dasar terumbu
karang dengan kedalaman perairan 10-20 meter. Tidak adanya sungai, danau, rawa pada
pulau sehingga sumber air hanya berupa air sumur yang masih agak payau.
Penyebaran terumbu karang di Pulau Panjang umumnya terdapat pada kedalaman 0,5-
7 meter. Terdapat beberapa spesies terumbu karang di Pulau Panjang umumnya jenis-jenis
terumbu karang tersebut dalam keluarga Poritidea (Porites lobata, Porites lutea dan
Goniopora minor), keluarga Faviidae ( Favia speciosa) dan keluarga Pectiniidae (Pectinia
paeonia). Sedangkan pada kedalaman tiga meter biasanya ditemukan terumbu karang genus
Acropora (Acropora aspera, A. prostata, dan Acropora sp. ), Montipora ( Montipora hispida,
M. mollis), Pectinia (Pectinia alcycornis), Symphyllia (Symphyllia agaricia), Pavona (Pavona decussata), Pocillopora (Pocillopora damicornis), Montastrea (Montastrea
annularis), Leptosesris (Leptoseris yabei), Hydnophora (Hydnophora microconos),
Goniastrea (Goniastrea pectinata), Gardinerosis (Gardinerosis planulata), Favites (Favites
flexuosa) dan Alveopora (Alveopora excelsa). Sedangkan jenis-jenis karang yang hanya
ditemukan di kedalaman tujuh meter adalah genus Cyphastrea (Cyphastrea serailia),
Goniopora (Goniopora cellulosa, G. columna, G. stokesi dan G. stutchburyi), Pectinia
(Pectinia lactuca) dan karang soliter Polyphyllia talpina. Perbedaan komposisi jenis tersebut
dipengaruhi oleh kondisi perairan saat musim kemarau kondisi pulau tersebut dipengaruhi
oleh faktor alam seperti arus dan gelombang.
Pulau Panjang dijadikan sebagai salah satu objek wisata di Kabupaten Jepara. Kondisi
pantai yang landau dan berpasir putih, laut dangkal dengan terumbu karang sehingga oleh
Pemda Jepara merencanakan untuk menjadikan Pulau Panjang sebagai kawasan konservasi
alam terutama untuk tumbuhan. Masyarakat yang ada pada Pulau Panjang memanfaatkan
potensi tersebut dengan berdagang dan menawarkan jasa transportasi penyebrangan bagi
wisatawan.
Namun, kondisi terumbu karang pada Pulau Panjang cukup memprihatinkan karena
terdapat terumbu karang yang rusak yang berbatasan langsung dengan garis pantai
disebabkan aktivitas penambangan, pelayaran, dan pariwisata. Membuang sampah ke
perairan terumbu karang oleh wisatawan dengan banyaknya sampah yang dapat ditemukan di
tepi pantai dan beberapa wisatawan yang mengambil karang untuk dibawa pulang. Selain itu
aktivitas pelayaran akibat perahu yang ingin bersandar di Pulau Panjang akan merusak
terumbu karang terutama pada saat air sedang surut dan limbah oli dar perahu yang dapat
mencemari perairan disekitar Pulau Panjang. Akibat rusaknya terumbu karang tersebut tidak
cukup baik dalam menahan gelombang. Selain itu dengan rusaknya terumbu karang akan
berdampak pada biota asosiasi khususnya ikan karang yang memerluka terumbu karang
sebagai tempat berkembang biak hingga mencari makan. Sehingga untuk menanggulangi
kerusakan karang tersebut pemerintah daerah mensosialisasikan UU RI Nomor 10 Tahun
2009 pasal 27 dan UU RI Nomor 23 Tahun 1993 yang berisikan perbuatan pencemaran
lingkungan akan diancam pidana 10 tahun atau denda Rp 500.000.000,00.
Sumber :
Murti, Sigit Heru. 2011. Kajian Data Penginderaan Jauh Multiresolusi untuk Identifikasi
Fitur Tipologi Pesisir. Yogyakarta : UGM
http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-pulau/index.php/public_c/pulau_info/281, 3 Maret
2017
Yusuf, Syafyudin, 2014. Ekosistem Terumbu Karang. Makassar : UNHAS
Wijatmoko, Wisnu, Agus Indarjo, Munasik. 2004. Kondisi Terumbu Karang di Perairan
Pulau Panjang Jepara. Semarang : UNDIP
dan laut, arah darat meliputi bagian daratan yang masih dipengaruhi oleh sifa-sifat laut seperti
pasang surut, angin laut dan arah laut mencakup bagian laut yang dipengaruhi oleh proses
alami darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar serta daerah yang dipengaruhi oleh
kegiatan-kegiatan manusia di daratan. Pada ekosistem pesisir tersebut dibagi dua jenis yaitu
ekosistem alami dan ekosistem buatan. Pada ekosistem alami terdapat di wilayah pesisir
antara lain adalah terumbu karang (coral reefs), hutan mangrove, padang lamun Sedangkan
ekosistem buatan antara lain berupa tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata
(Dahuri, Rais, Ginting dan Sitepu, 2004)
Pada essay ini akan dibahas terkait ekosistem pesisir alami salah satunya terumbu
karang. Menurut Surokin (1993) terumbu karang sebagai ekosistem dasar laut dengan
mempunyai arsitektur yang mengagumkan dan dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disbut
poli. Terumbu karang adalah suatu ekosistem di laut tropis yang mempunyai produkivitas
tinggi dan sering digunakan untuk menentukan batas lingkungan perairan laut tropis dengan
laut sub tropis (Nybakken, 1992).
Dengan mengambil lokasi pada Pulau Panjang Kabupaten Jepara Provinsi Jawa
Tengah dengan titik koordinat 06o
34”30’ LS dan 110o
37”44’ BT. Pulau Panjang sebagai
salah satu pulau kecil yang berada di Kelurahan Ujung Batu, Jepara dengan memiliki luas
kurang lebih 7 hektar. Pulau panjang dikelilingi oleh laut dangkal dengan dasar terumbu
karang dengan kedalaman perairan 10-20 meter. Tidak adanya sungai, danau, rawa pada
pulau sehingga sumber air hanya berupa air sumur yang masih agak payau.
Penyebaran terumbu karang di Pulau Panjang umumnya terdapat pada kedalaman 0,5-
7 meter. Terdapat beberapa spesies terumbu karang di Pulau Panjang umumnya jenis-jenis
terumbu karang tersebut dalam keluarga Poritidea (Porites lobata, Porites lutea dan
Goniopora minor), keluarga Faviidae ( Favia speciosa) dan keluarga Pectiniidae (Pectinia
paeonia). Sedangkan pada kedalaman tiga meter biasanya ditemukan terumbu karang genus
Acropora (Acropora aspera, A. prostata, dan Acropora sp. ), Montipora ( Montipora hispida,
M. mollis), Pectinia (Pectinia alcycornis), Symphyllia (Symphyllia agaricia), Pavona (Pavona decussata), Pocillopora (Pocillopora damicornis), Montastrea (Montastrea
annularis), Leptosesris (Leptoseris yabei), Hydnophora (Hydnophora microconos),
Goniastrea (Goniastrea pectinata), Gardinerosis (Gardinerosis planulata), Favites (Favites
flexuosa) dan Alveopora (Alveopora excelsa). Sedangkan jenis-jenis karang yang hanya
ditemukan di kedalaman tujuh meter adalah genus Cyphastrea (Cyphastrea serailia),
Goniopora (Goniopora cellulosa, G. columna, G. stokesi dan G. stutchburyi), Pectinia
(Pectinia lactuca) dan karang soliter Polyphyllia talpina. Perbedaan komposisi jenis tersebut
dipengaruhi oleh kondisi perairan saat musim kemarau kondisi pulau tersebut dipengaruhi
oleh faktor alam seperti arus dan gelombang.
Pulau Panjang dijadikan sebagai salah satu objek wisata di Kabupaten Jepara. Kondisi
pantai yang landau dan berpasir putih, laut dangkal dengan terumbu karang sehingga oleh
Pemda Jepara merencanakan untuk menjadikan Pulau Panjang sebagai kawasan konservasi
alam terutama untuk tumbuhan. Masyarakat yang ada pada Pulau Panjang memanfaatkan
potensi tersebut dengan berdagang dan menawarkan jasa transportasi penyebrangan bagi
wisatawan.
Namun, kondisi terumbu karang pada Pulau Panjang cukup memprihatinkan karena
terdapat terumbu karang yang rusak yang berbatasan langsung dengan garis pantai
disebabkan aktivitas penambangan, pelayaran, dan pariwisata. Membuang sampah ke
perairan terumbu karang oleh wisatawan dengan banyaknya sampah yang dapat ditemukan di
tepi pantai dan beberapa wisatawan yang mengambil karang untuk dibawa pulang. Selain itu
aktivitas pelayaran akibat perahu yang ingin bersandar di Pulau Panjang akan merusak
terumbu karang terutama pada saat air sedang surut dan limbah oli dar perahu yang dapat
mencemari perairan disekitar Pulau Panjang. Akibat rusaknya terumbu karang tersebut tidak
cukup baik dalam menahan gelombang. Selain itu dengan rusaknya terumbu karang akan
berdampak pada biota asosiasi khususnya ikan karang yang memerluka terumbu karang
sebagai tempat berkembang biak hingga mencari makan. Sehingga untuk menanggulangi
kerusakan karang tersebut pemerintah daerah mensosialisasikan UU RI Nomor 10 Tahun
2009 pasal 27 dan UU RI Nomor 23 Tahun 1993 yang berisikan perbuatan pencemaran
lingkungan akan diancam pidana 10 tahun atau denda Rp 500.000.000,00.
Sumber :
Murti, Sigit Heru. 2011. Kajian Data Penginderaan Jauh Multiresolusi untuk Identifikasi
Fitur Tipologi Pesisir. Yogyakarta : UGM
http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-pulau/index.php/public_c/pulau_info/281, 3 Maret
2017
Yusuf, Syafyudin, 2014. Ekosistem Terumbu Karang. Makassar : UNHAS
Wijatmoko, Wisnu, Agus Indarjo, Munasik. 2004. Kondisi Terumbu Karang di Perairan
Pulau Panjang Jepara. Semarang : UNDIP
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
coed school
About Me
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Popular Posts
-
Air Zam-zam adalah air yang dipercaya dapat menyembuhkan orang yang sakit dengan meminumnya.Sebenarnya,air zam-zam itu air apa sih?Menga...
-
Masa remaja, pastinya setiap orang akan melalui saat-saat ini karena masa remaja ini akan kita lalui setelah anak-anak. Dalam masa-masa ...
-
kumpulan gambar ilusi bolak - balik,dimana gambar di bolak - balik atas-bawah tetapi tetap ada gambar orang.Bingung dengan pembahasan s...
-
Mungkin anda melihat banyak artis-artis korea yang sampai terkenal di luar korea, baik masih di asia sampai ke eropa dan amerika. Wow, heb...
-
WOW! WOOOOOOOWWWW! lagi dan lagi film thailand yang boleh saya bilang bagus nih, okeh ini film kedua setelah Bangkok Traffic Love Story yang...
-
ROHANI Oleh : Muhammad Rizky Halim Ilyas | 10-Nov-2009, 23:46:35 WIB KabarIndonesia - Wah.. agama islam sudah mulai duluan dari ban...
-
Artikel ini dipersembahkan khusus buat kalian yang baru masuk ke dunia Kpop *sombong amat >,< . Padahal aku juga baru 1 tahun jadi ...
-
NAMA : ROIS MAYTIKA NIM : 08151035 PRODI : PWK A. Ejaan Van Ophu...
-
Inilah Tujuh Sebab Kabar Bohong Tentang Luar Angkasa – Penampakan aneh bahkan peristiwa alam yang belum pernah terlihat sebelumnya, mampu m...
-
Menurut Nontji (2002) wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan antara darata dan laut, arah darat meliputi bagian daratan yang masih dip...
0 komentar:
Posting Komentar